Posted by : R-da Adhitya Jumat, 02 September 2011

setelah membahas tentang tema ini sebelumnya, ayo lanjutkan!! Coba kita tengok pada definisi matematis Pogson pada tahun 1856 berikut ini, yaitu:

Namun, untuk mencari magnitudo tiap bintang, digunakan rumus

ket: E=energi
C=tetapan
m=magniudo

nah, untuk tetapan ini (C) pada awalnya ditetapkan lah bintang polaris yang digunakan sebagai acuan untuk magnitudo. dan diberi nilai magnitudo 2, sehingga semua bintang mengacu pada bintang polaris ini untuk dibandingkan. namun, pada tahun 1911, Hertzprung mendapatkan bahwa Polaris adalah bintang berdenyut dan oleh karena itulah bintang ini tidk digunakan sebagai acuan lagi. Dan gantinya adalah bintng vega (alfa lyrae) yang dijadikan sebagai tetapan. bintang ini bermagnitudo 0,02. namun karena magitudonya mendekati 0, maka sering dianggap bermagnitudo 0.
dan atas hal ini maka, bintang yang lebih terang dari vega m<0 dan untuk bintang yang lebih lemah dari vega m>0

:)

bersambung...

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Translate

Popular Post

Followers

pageviews

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © 2013 sekedar tulisan -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -